Wednesday, March 4, 2015

Area Pelestarian Anggrek Merapi



Area Pelestarian Anggrek Merapi berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi tepatnya diwilayah Blok Turgo, Resort Pakem - Turi Seksi PTN Wilayah I. Area seluas 5 Ha ini merupakan kawasan hutan alam merapi yang masih utuh dan masih asli sehingga sesuai untuk pengembangan dan pelestarian anggrek merapi.

Pintu Gerbang Masuk Areal Pelestarian Anggrek Merapi

Pengunjung di Areal Pelestariang Anggrek Merapi
 Areal pelestarian Anggrek Merapi ini tepatnya berada di Dusun Turgo, Desa Perwobinangan Kecamatan Pakem. Untuk menjangkau kesana cukup mudah karena bisa dijangkau kendaraan roda dua ataupaun empat. Trek yang mudah dilalui dan pemandangan hutan Tirgo yang masih alami menambah daya tarik untuk bisa berkunjung ke Area Pelestarian Anggrek Merapi. (NPSS)

 

Launching Adopsi Anggrek Merapi

Alhamdulillah akhirnya Program Adopsi Anggrek telah resmi di Launching oleh sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Dr. Ir. Novianto Bambang, M.Si. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Program ini merupakan program yang baik untuk menunjang pelestarian anggrek merapi yang saat ini hampir mengalami kepunahan.

  Sambutan Oleh Kepala Balai TNGM, Ir. Edy Sutiyarto 
                                 

Antusiasme undangan dan peserta yang hadir pada acara Launching
                             

             Tamu undangan

                                                        


Acara launcing yang dilaksanakan hari Sabtu, 22 Februari 2014 dihadiri lebih daro 500 peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat mulai dari Instansi Pemerintah ( Balai KSDA DIY, Balai Besar Penelitian Kehutanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Balai Pengelolaan DAS, Muspika Kecamatan Pakem), Perguruan Tingga (Fakultas Kehutanan UGM, Fakultas Biologi UGM, Universitas Sanata Darma, Fakultas Biologi UIN, Fakultas Biologi UNY), organisasi mahasiswa, pecinta alam dan seluruh komunitas se DIY.(NPSS)

95 Jenis Anggrek Tumbuh di Kawasan Merapi

 Vanda ticolor (jaka suryanta)

95 Jenis Anggrek Tumbuh di Kawasan Gunung Merapi

Sebagian di antaranya pun termasuk jenis anggrek yang langka


Balai Taman Nasional Gunung Merapi beserta sejumlah pihak berupaya melestarikan 95 jenis tanaman anggrek yang tumbuh di Gunung Merapi. Salah satu caranya dengan program adopsi anggrek untuk menghimpun dana sekaligus mengampanyekan penyelamatan anggrek di Merapi.
Peluncuran program itu diikuti dengan pengembalian sejumlah tanaman anggrek ke habitat aslinya, yakni di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) di Dusun Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Selain Balai TNGM, sejumlah pihak, misalnya Yayasan Kanopi Indonesia dan Kelompok Tani Ngudi Makmur, juga terlibat dalam acara itu.
Kepala Balai TNGM Edy Sutiyarto dalam peluncuran Program Adopsi Anggrek Merapi di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (21/2), mengatakan, tanaman anggrek di Gunung Merapi perlu dilestarikan agar keanekaragaman hayati di kawasan itu bisa terjaga. Caranya bisa bermacam-macam, termasuk melibatkan masyarakat dalam program adopsi. Program Adopsi Anggrek Merapi dibuat untuk memperkuat upaya pelestarian anggrek yang sudah berjalan.
Dalam program tersebut, masyarakat diajak terlibat melestarikan anggrek dengan menyumbangkan dana. "Ada tiga pilihan adopsi yang ditawarkan dalam program ini dengan nilai antara Rp 675.000 dan Rp 1 juta per bibit. Dana yang terkumpul dipakai untuk perawatan anggrek selama dua tahun," kata Pengurus Yayasan Kanopi Indonesia Sulistyono.
Dia mengatakan, dari 95 jenis anggrek yang tumbuh di Merapi, sebagian di antaranya merupakan jenis anggrek yang langka. Salah satu contoh anggrek yang langka adalah anggrek Rhomboda velutina yang tercatat hanya pernah ditemukan di Gunung Ungaran, Jawa Tengah, pada 1921. Namun, kelestarian berbagai jenis anggrek tersebut terancam sejumlah hal, terutama erupsi Merapi.
Sejak 2002, Yayasan Kanopi Indonesia bekerja sama dengan Balai TNGM dan Kelompok Tani Ngudi Makmur membangun tempat konservasi anggrek di Dusun Turgo. Di tempat itu, bibit-bibit anggrek asli Merapi dikembangbiakkan dan dipelihara hingga tumbuh dewasa. Jika jumlah bibit anggrek dinilai sudah cukup banyak, sebagian tanaman itu akan dikembalikan ke habitat aslinya di kawasan TNGM.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novianto Bambang mengapresiasi program Adopsi Anggrek Merapi tersebut. Dia mengimbau agar pengelolaan dananya juga transparan.
(Sumber: Kompas)

Leaflate Launching Adopsi Anggrek



Leaflate Program Adopsi Anggrek


Leaflate Program Adopsi Anggrek